Thursday

Panduan Praktis Memahami Teknologi Informasi dan Komunikasi

Kian hari kita semakin dihadapkan pada alat-alat berteknologi canggih. Aktivitas kita makin dipermudah berkat penciptaan produk-produk komunikasi dan informasi dengan teknologi mutakhir.Produk-produk itu mulai dari melakukan percakapan jarak jauh dengan teman melalui telepon seluler (ponsel) yang bisa memotret dan merekam video hingga memesan tiket pesawat terbang dari atas ranjang hanya dengan memencet beberapa tombol keyboard komputer jinjing berakses internet.

Namun di sisi lain, kecanggihan teknologi tersebut kadang kala membingungkan dan bisa juga menyesatkan para pengguna. Jargonnya pun berubah, bukannya “teknologi yang mengerti Anda” namun “teknologi yang memperdayai Anda.”
Selama ini sudah banyak tips mengenai peralatan canggih beserta problematikanya melalui berbagai buku dan artikel singkat yang ditulis oleh mereka yang mengaku sebagai pakar teknologi. Namun bagaimana bila tips tersebut ditulis oleh seorang wartawan yang tadinya “gagap teknologi”, namun kini dikenal menjadi kolumnis rubrik teknologi suatu harian terkemuka internasional? Kesan pertama, menarik sekaligus menggelikan.
Bagi sebagian kalangan pemerhati teknologi, nama Jeremy Wagstaff mungkin sudah tidak asing lagi. Mengawali karier sebagai wartawan muda di kantor berita Reuters, sejak 2000 Wagstaff rutin menulis ulasan tentang produk-produk teknologi terbaru yang memberikan pengaruh kuat di tengah masyarakat melalui beberapa media internasional terkemuka.
Sebut saja BBC, Reuters, Far Eastern Economic Review (FEAR), dan The Wall Street Journal. Ulasan-ulasannya di FEAR maupun di Wall Street Journal cocok bagi mereka yang ingin tahu keunggulan teknologi keluaran terbaru namun tidak ingin ambil pusing dengan istilah-istilah teknis yang njelimet.
Tulisan-tulisan seperti itulah yang dibukukan oleh Wagstaff dengan judul yang hampir mirip dengan nama kolomnya di FEAR-dan belakangan di The Asian Wall Street Journal-yaitu “Loose Wire: A Personal Guide to Making Technology Work for You.”
Melihat judulnya saja, Wagstaff sepertinya yakin bahwa bukunya yang setebal 368 halaman tersebut bisa menjadi pedoman pribadi bagi mereka yang ingin teknologi “mengerti Anda,” bukan yang “memperdayai Anda.” Buku berbahasa Inggris terbitan Equinox Publishing tersebut memberikan saran-saran praktis bagaimana menggunakan teknologi komunikasi dan informasi, seperti ponsel dan internet dengan cara yang aman sekaligus menyenangkan.
Bedanya dengan buku-buku lain, karya Wagstaff tersebut tidak disajikan dengan istilah-istilah rumit yang membuat dahi berkerut sehingga bisa menjadi bacaan ringan. Tiada beda dengan membaca novel dengan gaya bahasa yang ringan dan jenaka.
“Buku ini juga cocok untuk bacaan ibu-ibu yang lagi gemar membeli ponsel atau pemutar MP3 terbaru,” kata Wagstaff saat sibuk menandatangani buku-bukunya yang dibeli para pembeli di Jakarta akhir pekan lalu.

Tidak Perlu Mahir
Menariknya, kolumnis asal London yang kini berdomisili di Jakarta tersebut di awal bukunya mengungkapkan bahwa untuk menguasai teknologi tidak harus berarti punya nilai matematika bagus di sekolah. Kendati sering menulis perkembangan teknologi, Wagstaff sendiri bukanlah orang yang “benar-benar pintar.”
Dia justru mengaku semasa kecil menjadi sasaran ledekan maupun pukulan penggaris dari gurunya gara-gara nilai matematikanya selalu rendah. Wagstaff pun mengaku sampai sekarang masih alergi dengan angka-angka, yang ironisnya, merupakan komponen penting dalam inovasi produk-produk teknologi. Namun asalkan punya niat untuk belajar dan banyak membaca referensi, seseorang bisa menguasai peralatan canggih yang baru dibelinya dalam waktu singkat.
Pada bagian pertama Loose Wire, Wagstaff mengulas produk-produk teknologi yang sedang menjadi tren. Mulai dari ponsel yang bisa mengakses Internet sekaligus merekam gambar hingga menyimpan data dalam jumlah besar di dalam USB drive yang hanya seukuran kotak korek api.
Di bukunya, Wagstaff juga memberikan tips bagaimana melakukan percakapan telepon dengan teman di luar negeri hanya dengan membayar tarif lokal memanfaatkan teknologi Voice over Internet Protocol (VoIP). Wagstaff menjelaskan pula betapa pentingnya merawat komputer meja atau jinjing dengan melakukan defragmentation secara rutin. Metode ini sangat vital namun sering lupa diterapkan oleh pemakai sehingga tidak heran bila komputer terlihat lamban saat memroses data alias “telmi” (telat mikir).
Namun bagian yang paling menarik dari buku tersebut adalah mengantisipasi bagaimana pemakai teknologi tidak diperdaya oleh mereka yang lebih lihai menggunakan teknologi. Ada baiknya pula pembaca tahu beberapa metode penipuan yang sering muncul di situs-situs maupun di surat elektronik, seperti Spam, Nigerian Scam, dan penipuan kartu kredit.
Yang paling sering terjadi adalah teknik phishing, di mana saat melakukan transaksi perbankan lewat internet, para pengguna sering terkecoh dengan situs-situs perbankan yang sekilas tampak asli, namun sebenarnya palsu sehingga meyakinkan pengguna untuk memasukkan nomor rekening berikut kata sandi di situs tersebut.
Buku ini menjadi referensi yang praktis bagi para pengguna internet agar makin waspada atas metode-metode penipuan tersebut.

0 coolments: